Analisis Kualitas Pertumbuhan Ekonomi di Tinjau dari Pendekatan Middle Income Trap Provinsi Lampung

Iskandar A.A.

Abstract


Lampung masih menjadi daerah yangmiskin ketiga di bandingkan dengan beberapa provinsi lainnya di Pulau Sumatera, orientasi pembangunan ekonomi yang selama ini terlalu fokus pada eksploitasi sumber daya alam harus sudah di tinggalkan, sekarang harus memperkuat basis industri pengolahan. Selain itu, saatnya Provinsi Lampung menggeser orientasi dari  kuantitas ke kualitas. Middle Income Trap harus ditandai oleh dominasi kuantitasdaripada kualitas, maka saatnya Lampung fokus membenahi kualitas, mulai dari produk industri hingga Sumber Daya Manusia (SDM).Berdasarkan dari pemikiran tersebut maka perlu diketahui berapa jumlah penduduk yang masih tertinggal,  jumlah penduduk pada tahapan Middle class, atau yang sudah maju pesat. Sehingga kedepannya dapat menjadi parameter Pembangunan, khususnya pada kabupaten/kota yang mengalami masalah kualitas pertumbuhan  ekonomi.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk  mengetahui tingkat kualitas pertumbuhan penduduk ditinjau dari pertumbuhan pendapatan perkapita daerah, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendorong pembangunan ekonomi di seluruh Kabuaten/kota di Provinsi Lampung melalui pendekatan Middle Income Trap, 3) Memberikan rekomendasi yang harus dilakukan untuk meningkatkan ekonomi daerah. Data dianalisis dengan menggunakan model yang sudah baku untuk keperluan penelitian ini yaitu model perhitungan PDRB riil, Perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Model Perhitungan Pendapatan Perkapita. Selama tahun 2003-2014. Pertumbuhan Indonesia hanya4,86% per tahun, sedangkan kontribusi pertumbuhan ekonomi Lampung   2,2%. Tahun 2014 merupakan batas waktuminimal untuk  menetapkan  sebagai Negaramiddle income. Secara kuantitatif model regresi atas variable PDRB ADHB dan PDRB ADHK dan jumlah   penduduk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan perkapita. Jumlah penduduk terhadap pendapatan perkapita arah negatif, berarti jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan perkapita, pendapatan perkapita lampung tahun 2014 Rp. 6,002,891 kalau dikonversi ke kategori World  Bank 2014  lower income < US$ 1.045.  Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Lampung masih  dalam kategori Lower Income.

Lampung is still a poor area of the third compared to some other provinces in Sumatra Island, the orientation of economic development has been too focused on the exploitation of natural resources should have been on leave, it should strengthen the manufacturing base.In addition, it is time to switch the orientation of Lampung Province from quantity to quality. Middle Income Trap should be characterized by the dominance of quantity rather than quality. So, it's time to fix the quality focus Lampung, ranging from industrial products to the Human Resources (HR). Based on these ideas, you need to know how many people are still left behind, the number of people on the stage of Middle class, or already thriving. So that future development can be a parameter, especially in the districts / cities that have quality problems of economic growth.The purpose of this study are: 1) To determine the quality level of population growth in terms of growth of per capita income of the region, 2) To determine the factors enabling and constraining economic development throughout Kabuaten / town in the province of Lampung approach Middle Income Trap, 3) give a recommendation to boost the local economy. The data used in this research that GNI per capita as either a hedge of determining how the success of a state in managing the economy. The data were analyzed using GRDP Calculation Model, Palculation of Economic Growth and Percapita Income Calculation Model. Indonesia's growth is only 4.86% per year, while the contribution of Lampung economic growth of 2.2%. 2014 is the minimum amount of time to establish as a middle income country.Indonesia's growth is only 4.86% per year, while the contribution of economic growth Lampung 2.2%. 2014 is the minimum amount of time to establish as a middle income country.In quantitative terms the GDP variable regression model on  ADHB  and  the GDP  and  population  ADHK  significant  effect on per capita income, per capita income  population of the  negative  direction,  meaning the population  of a significant  negative  effect  on  per  capita  income, per capita  income  in 2014 of  Rp  Lampung. 6,002,891 if  converted  to a lower  category  of  the  World  Bank's  2014  income  < US $ 1,045.

 Based on the analysis, it can be concluded that the Lampung is still in the category Lower Income. One cause of this is the inability to achieve growth targets.


Keywords


Pertumbuhan Ekonomi; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); Pendekatan Middle Income Trap.

Full Text:

PDF

References


Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pem-bangunan, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE–YKPN,

Asian Development Bank (ADB). 2012 Tracking the Middle Income Trap, What is it, Who is in it and why?

Aviliani. 2014. Addresing the Middle-Incom Trap: Experience of Indonesia.

Felipe, J. & Kumar, U. 2012. Tracking the Middle Income Trap: What is It, Who is in It, and Why?. Levy Economics Institute of Bard College, Working Paper, No: 715.

Felipe, Jesus. Structural Transformation and the Middle Income Trap Notes on Indonesia. Paper dalam Konferensi Avolding The Middle Income Trap Lesson learnt and Strategies for Indonesia to Grow Equitably and sustainably. Bali, 12-13 Desember 2013

Gill dan Kharas, 2007. Eichengreen et al, 2011 Avoiding Middle – Income Growth Traps-World Bank.

Internet.http://www.tempo.co/read/news/2014/04/02/198567206/Indonesia-Negara-Tujuan-Investasi-Jangka-Panjang diakses pada 20 Februari 2015

Internet.http://hatta,rajasa.info/read/1368/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2001-2012 diakses pada 20 Februari 2015

Jhingan, M.L. 2010. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Press.

Malale, Aprisal dan Agus Maung Sutikno. 2014. Jurnal BPPK Volume 7 Nomor 2 2014 ; “Analisis Middle-Income Trap di Indonesia”. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Republik Indonesia.

Mustopadidjaja, dkk. 2012. BAPPENAS: Dalam Sejarah Perencanana Pem-bangunan Indonesia 1945-2025. Jakarta: LP3ES.

Paus, E. 2012. Confronting the Middle Income Trap: Insights from Small Latecomers. Springer Science + Business Media No.47 p 115-138.

Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Sukirno, Sadono. 2007. Makroekonomi Modern. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Todaro, M. P. dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

Woo, W.T., 2009. Getting Malaysia Out of the MiddleIncome Trap. University of California, Davis.

World Bank. 2014. East Asia Pacific at Work, Employment, enterprise and Well-being.




DOI: http://dx.doi.org/10.36448/jmb.v4i2.708

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Explore: Jurnal Sistem Informasi dan Telematika (Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika) Saat ini Terindeks:

Penerbit Jurnal:Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Technical Support by:  RYE Education Hub