Hak Subpoena sebagai Instrumen Pendukung Pelaksanaan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat

. Zamrony

Abstract


Rights of the house of representatives to present and give information to someone by
force (subpoena rights), accompanied by sanctions hostage is controversial. On one
side, the autorities forcibly required for the functions of the House to run well. But
on other side, the force is potential to create uncertainty due to the arbitrariness of
its implementation mechanisms. Parliament is not a law enforcement agency but a
political institution. Ideally, the sactions also held political sactions. Moreover,
subpoena rights design owned by Parliament can be used in every implementation
the functions. Initially, the right to subpoena can only be used in the implementation
of inquiry as the most special rights owned by the House of Representatives. But now,
in legislation the right to subpoena expanded scope. The implication, in every forum
session, the Parliament has the ultimate weapon that make it as a superior institution.


Keywords


Subpoena; The House of Representative; Contempt of Parliament.

Full Text:

PDF

References


Buku:

Denny JA, Partai Politik Pun Berguguran, LKIS, Yogyakarta, 2006.

Artikel:

“Djangkung Suwardi, Lembaga Paksa Badan Dalam Pengadilan Pajak”, dalam http://www.pemantauperadilan.com, diakses 20 Februari 2011 pukul 21.00.

“Pramono: Ketidakhadiran Tjiptardjo Penghinaan Pada Parlemen”, dalam http://www.antaranews.com/berita diakses 20 Februari 2011 pukul 21.10.

“Subpoena Duces Tecum”, dalam http://en.wikipedia.org/wikisubpoenaduces_tecum, diakses 20 Februari 2011 pukul 21.30

“Tidak Juga Serahkan SOP, KPK Lecehkan Parlemen”, dalamhttp://www.mediaindonesia.com, diakses 20 Februari 2011 pukul 21.15

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang No.6 tahun 1954 tentang Penetapan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang-Undang No.14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

Undang-Undang No.19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Undang-Undang No.27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2000 tentang Lembaga Paksa Badan

Peraturan DPR RI No:01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPR

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 8/PUUVIII/2010 tentang Pengujian Undang-Undang No.6 Tahun 1954 tentang Penetapan Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat

Keputusan Bersama Menteri Keuangan No.M-02.UM.09.01 tahun 2003 dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. 291/KMK.03/2003 tentang Tata Cara Penitipan Penanggung Pajak Yang Disandera Di Rumah Tahanan Negara Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

Zamrony, Hak Subpoena sebagai Instrumen Pendukung Pelaksanaan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat, Universitas Bandar Lampung, 2011.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.