Isbat Nikah Dalam Hukum Islam Dan Perundang-Undangan Di Indonesia

Meita Djohan Oelangan

Abstract


Undocumented marriage or tacit, or popular with the term âNikah Sirriâ, is a phenomenon that often occurs in the community.. The proof is, many requests of isbat (confirmation of marriage) or marriage legalization proposed at the Court of Religion by both husband and wife, that undocumented marriage took place before the adoption of the Marriage Law Number: 1 of 1974 nor after the adoption of its legislation.The research method used is juridical normative jurisdiction, the data used are secondary data. The data analysis was done by qualitative analysis.The results of research in this thesis turned out to be, not all requests of marriage confirmation of undocumented marriages can be granted. Religious Court will grant the confirmation of marriage that qualified one of criteria in Article 7, paragraph (3) letter a to letter e Compilation of Islamic Law and the marriage proven at trial appropriate according to Islamic Law, and theres no violation of marriage ban according to Islamic law and state law.

Keywords


Determination of Tanggamus Court of Religion Judges and isbat (confirmation of marriage).

Full Text:

PDF

References


BUKU

Abdul Azis Dahlan et. al, (ed.), Ensiklopedi Hukum Islam Jilid 1,2,3, Ikhtiar Baru Vanhope, Jakarta, 1996.

Abdul Manan Refleksi Beberapa Materi Cara Beracara di Lingkungan Peradilan Agama, Mandar Maju,Bandung, 2008.

Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tinta Mas Indonesia, Jakarta,1991.

Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih,Kencana, Jakarta, 2002.

-----------------, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Prenada Media, Jakarta,2006.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Sari Agung, Jakarta, 1993.

Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, RajaGrafindo Persada,Jakarta, 2002.

Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,Pranada Media, Jakarta, 2004

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Juz 3, Dam I Fikri AI-'Arabi, Beirut ,1981

Perundang-Undangan dan Peraturan lainnya.

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.

SUMBER LAIN

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama, (Buku II),Jakarta, 2010.

Mahkamah Agung Republik Indonesia,Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama (Buku II, Edisi revisi 2010) Mahkamah Agung RI, Jakarta, 2011.

Oelangan, Meita Djohan,Isbat Nikah Dalam Hukum Islam Dan Perundang-Undangan Di Indonesia,Universitas Bandar Lampung,2013


Refbacks

  • There are currently no refbacks.