Prediksi Morfologi Dasar Sungai Akibat Variasi Tutupan Vegetasi Tebing Sungai Way Sekampung

. Kastamto

Abstract


Perubahan tata guna lahan sangat berdampak pada degradasi fungsi hutan karena hutan merupakan salah satu komponen ekosistem yang berfungsi sebagai penyanggga kawasan di bawahnya yang dapat mempengaruhi perubahan debit banjir dan erosi lahan dalam kawasan DAS. Alih fungsi kawasan hutan menjadi pertanian, pemukiman maupun industri dapat mengakibatkan perubahan terhadap puncak debit dan tingginya tingkat erosi yang terjadi pada lahan.Vegetasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam penekanan erosi tanah. Pada hutan rimba, hampir tidak terjadi erosi tanah dan kalaupun ada kehilangan tanah tidak jauh berbeda dengan kecepatan pembentukan tanah. Sebaliknya tanah yang tanpa vegetasi hampir selalu terjadi erosi dan kehilangan tanah jauh lebih besar daripada tanah yang terbentuk. Beberapa upaya penanggulangan erosi tebing sungai Way Sekampung dengan menggunakan struktur telah dilaksanakan yaitu dengan pemasangan bronjong dan pasangan batu kali, tetapi penelitian terhadap efektivitas penanggulangan banjir yang dilaksanakan belum ada. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan debit banjir rancangan, yaitu untuk kala ulang Q2, Q5, Q10, Q25, Q50, dan Q100 tahun, inventarisasi vegetasi tebing sungai, uji laboratorium data sedimen, pengukuran debit sesaat dengan menggunakan current meter dan uji pena erosi untuk mengetahui erosi tebing yang terjadi. Data-data tersebut kemudian disimulasikan bersama dengan data penampang sungai (long & cross) ke dalam sofware HEC RAS versi 4.0. Dalam penelitian ini dibagi dalam tiga skenario yaitu skenario 1 dengan tutupan vegetasi (0-30%), skenario 2 tutupan vegetasi (30-60% dan skenario 3 dengan tutupan vegetasi > 60%. Sedangkan untuk memudahkan dalam analisis hasil running HEC RAS 4.0 maka daerah penelitian dibagi menjadi tiga segmen yaitu segmen A yang mengalami erosi (degradasi), segmen B yang mengalami sedimentasi (agradasi) dan segmen C yang tidak mengalami perubahan elevasi dasar sungai. Pada masing-masing segmen di ambil 4 titik uji analisis yang mewakilinya. Berdasarkan hasil Running HEC RAS 4.0 pada skenario 1 tutupan vegetasi (0-30%) terlihat adanya perubahan dasar sungai jika dibandingkan dengan kondisi eksisting, sedangkan skenario 2 tutupan vegetasi (30-60%) hasilnya hampir sama dengan eksisting hanya pada titik tertentu terjadi variasi, sedangkan pada skenario 3 tutupan vegetasi (> 60%) perubahan elevasi dasar sungai lebih variatif jika dibandingkan dengan kondisi eksisting. Makin besar prosentase tutupan vegetasi tebing sungai maka perubahan morfologi dasar sungai akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena erosi yang terjadi pada tebing sungai lebih kecil. Perubahan tinggi elevasi dasar sungai (relatif) Way Sekampung berdasarkan hasil Running HEC RAS 4.0 pada masing-masing segmen dengan 4 titik uji setelah dirata-ratakan adalah untuk segmen A sebesar 0.36 m, segmen B sebesar 1.44 m dan segmen C sebesar 0.26 m.

Land use change has an impact to degradation of forest function because the forest is one of ecosystem components as the buffer of the region below that could influence the flood discharge change and land erosion in the river DAS area. The switch of forest area function into farming, housing even industry could result in change of discharge peak and the erosion level height that could occure to the land. Vegetation has very big part in land erosion compression. In the jungle, almost there is no land erosion and if there is, the lost of the land is not so different between the velocity of land forming. On the contrary, theres almost always happen the land erosion in the land without vegetation and the lost of the land is bigger than the formed land. Some efforts in dealing with slope erosion of Way Sekampung are using the structur that have been done which are the concertina and stone installation, but the effectivity has not been researched. In this research, it has calculated of flood discharge design based on year period for Q2, Q5, Q10, Q50 and Q100 year, the river slope inventory, sediment laboratory test, measurement of in time discharge using current meter and pen erosion test to find out the slope erosion that occured. Those data will be simulated together with long & cross river section using HEC RAS version 4.0 software. This research divided by three scenarios, scenario 1 : vegetation cover 0-30%, scenario 2 : vegetation cover 30-60% and scenario 3 : vegetation cover > 60%. In order to ease the analysis of HEC RAS running result, so that the research area divided by three segments, which are segment A : has experienced erosion (degradation), segment B : has experienced sedimentation (agredation) and segment C : has no experience in river bed elevation change. Each segment was taken 4 test points that represent the experience. Based on the running result by HEC RAS 4.0 on scenario 1 : vegetation cover 0-30% showed the change of river bed compare to the existing condition, while the scenario 2 ; vegetation cover 30-60% showed the similar with the existing condition, only in certaint points variation occured. The scenario 3 : vegetation cover .>60% showed the change of river bed elevation was more vary than the existing condition. The greater the precentage of vegetation cover of river slope the the less change of river bed morphology. That is caused by the erosion at the river slope is less. The average of change of way sekampung river bed elevation based on running result HEC RAS 4.0 for each segment with 4 test points are segment A laid on 0.36 m, segment B laid on 1.44 m and segment C laid on 0.26 m.


Keywords


Land erosion, vegetation cover, lost of the land

Full Text:

PDF

References


Asdak, C (1995), Hidrologi dan Pengelolaan DAS,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Anonim (1989), Metode Perhitungan Debit Banjir, Standar SK SNI M181989F, Departemen Pekerjaan Umum Yayasan LPMB, Bandung.

Anonim (1986) . Kriteria Perencanaan Irigasi KP-06. Departemen Pekerjaan Umum CV Galang Persada, Bandung.

Engelund, F. and E. Hansen, (1967), A monograph on sediment transport, Teknisk Forlag, Copenhagen.

Jansen, Ph., (1979), Principles of River Engineering: The non Tidal Alluvial River.

Kodoatie, R dan Sjarief , R (2005), Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu, Penerbit Andi ,Yogjakarta.

Limantara, L.M (2008). Hidrologi Dasar. Tirta Media, Malang.

Limantara, L. M(2008). Hidrologi Terapan. Tirta Media, Malang.

Loebis ,J ( 1992) Banjir Rencana untuk Bangunan Air,Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum Jakarta.

Maryanto, Wahono, E. P., (2004), Inflow Sedimen Pada Waduk Way Rarem antara Erosi Lahan dan Bed Load Sediment, Jurnal EMAS FT-UKI Jakarta.

Maryono, A (2007), Restorasi Sungai, Gadjah Mada University Press Yogtakarta.

Mulyanto, H.R ( 2006), Sungai fungsi dan sifat-sifatnya, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Soemarto,C.D (1995), Hidrologi Teknik, Usaha Nasional , Surabaya.

Soewarno ( 1995), Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data (jilid I dan II), Penerbit Nova, Bandung.

Sosrodarsono, S dan Takeda, K (2003), Hidrologi untuk Pengairan, Pradnya Paramita ,Jakarta.

Sosrodarsono, S dan Tominaga, M (1994), Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Pradnya Paramita, Jakarta.

Sri Harto, Br (1993), Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .

Suripin (2004), Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Triatmodjo, B ( 2006), Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.

Van Rijn. Leo C, (1998), Principle of Sedimen Transport on River and Coastal Area, IHE delft, The Netherlands. 542 pages

Wahono, E.P. 2002. Behaviour of Riverbed Disturbances due to Floodplain Re-Naturalisation and Discharge Variation. IHE Delf-The Netherlands. Belanda.

Wahono, E.P. 2003. River Maintenance Plan for Way Sekampung River Basin, Working Report No. 15 Good Governance on Water Resources management Project (GGWRMP) Eurepean Union.

Wahono, E.P.,Erwanto, Afandi. 2009. Laporan Penataan Vegetasi Sempadan Sungai Terintegrasi untuk Pelestarian Lingkungan dan Produksi Pakan Ternak : Pendekatan Berbasis Masyarakat di Sungai Way Sekampung. Universitas Lampung. Lampung.




DOI: http://dx.doi.org/10.36448/jts.v3i2.279

Refbacks

  • There are currently no refbacks.