Konsep Desain Ekologis Pada Zonasi Taman Tematik Bambu Di Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera
Abstract
Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (ITERA) direncanakan memiliki taman tematik bambu. Perancangan taman tersebut membutuhkan analisis dari perspektif sains dan sosial yang saling berhubungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konsep desain ekologis taman tematik bambu di Kebun Raya ITERA berdasarkan persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode concurrent triangulation strategy atau strategi campuran (data kuantitatif dan kualitatif). Tahapan pertama, penyebaran kuesioner pada 120 responden dengan cara purposive sampling atau pengambilan sampel terpilih. Tahapan kedua, dilakukan dengan cara sintesis konsep desain ekologis dari data persepsi masyarakat dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat, yaitu 95,1% responden mengetahui bahwa bambu memiliki nilai estetika yang bagus, 40,8% responden menyebutkan fungsi paling penting dari bambu adalah mencegah erosi dan pengikisan permukaan tanah. Persepsi masyarakat terhadap pola taman tematik bambu yaitu 49,5% yang dominan terhadap pola taman gabungan geometris dan organik. Zona taman tematik yang menjadi pilihan prioritas responden adalah 62,1% zona penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, disusul perolehan 39,8% zona estetika bambu. Konsep desain taman ekologis dari presepsi responden adalah 55,4% penggunaan sistem daur ulang (reduce, reuse, dan recycle). Konsep desain yang diimplementasikan di dalam taman tematik bambu adalah dengan konsep biomimetika dengan mengambil inspirasi dari alam yaitu bentuk batang bambu dan percabangannya agar pola khas taman tematik bambu muncul. Pengembangan konsep diwujudkan ke dalam tiga ruang, yaitu penerimaan, pemanfaatan, dan ruang pendukung. Selain itu, aplikasi desain ekologis dalam taman fokus pada berbagai aspek yaitu efisiensi air, konservasi tanah dan air, pengelolaan limbah, keanekaragaman bambu lokal, preservasi budaya masyarakat bersama bambu. Luaran dari penelitian ini adalah rencana zonasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Craswell J W. (2009). Research Design: Qualitative, quantitative, and Mixed Method Research. London (GB): Sage Los Angles.
EA Widjaja. 2018. The Spectacular of Indonesian Bamboo, Kediri: PT Gudang Garam Tbk.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian. Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
McHarg IL. (1969). Design with Nature. New York (US): Natural History Press
Nasrullah, N. H, suharsono, S. Gandanegara, a gunawan dan M. Wungkar. (1997). Studi kemampuan tanaman jalan raya dalam menyerap polusi udara 9NO2). Laporan Riset Unggulan Terpadu III Bidang Teknologi Perlindungan Lingkungan tahun 1995-1997. Dewan Riset Nasional. Kantor Menteri Negara riset dan Tekonologi.
Slotterback C, Runck B, Pitt D, Kne L, Jordan N, Mulla D. (2016). Collaborative Geodesign to advance multifunctional landscapes. Basic and Applied Ecology Journal. 156 (1) 71-80.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung (ID) : Penerbit Alfabeta.
Thompson GF, Steiner FR. (1997). Ecological Design and Planning. New York (US): John Wiley&Sons, Inc.
Widjaja, E.A. (1988). Pesona rumpun bambu dan Pertamanan. Makalah Lustrum kedua Hari Jadi PPT Ke-X. Jakarta.
Yeang K, Yeang LD. (2008). A Manual for Ecological Design. London (GB): John Wiley & Sons, Ltd
DOI: http://dx.doi.org/10.36448/jaubl.v10i2.1340
JURNAL ARSITEKTUR saat ini terindeks:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License