Abstract
Gaya Art Deco merupakan gaya yang berkembang pertama kali di Perancis, pada periode Perang Dunia I hingga Perang Dunia II, yang dikenal juga dengan periode interwar. Perkembangan gaya Art Deco pada bangunan di Indonesia dibawa oleh para arsitek Belanda yang bekerja sekaligus menetap di Indonesia dan salah satu kota di Indonesia yang paling kaya akan bangunan bergaya Art Deco adalah kota Bandung. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana gaya Art Deco diterapkan pada bangunan yang memiliki fungsi awal sebagai rumah tinggal di Bandung, periode Perang Dunia I hingga Perang Dunia II, berikut faktorfaktor yang mempengaruhi penerapannya, sehingga didapatkan gambaran yang pasti mengenai Art Deco pada bangunan-bangunan rumah tinggal tersebut, yang dalam penelitian ini mengambil studi kasus bangunan Tiga Villa dan Perumahan Dosen UPI. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan kejelasan mengenai penerapan Art Deco pada bangunan-bangunan rumah tinggal di Bandung, periode Perang Dunia I hingga Perang Dunia II. Dimana hal tersebut mencakup sejarah masuknya Art Deco ke Bandung, dan pengkajian teori-teori mengenai Art Deco, berikut perubahan-perubahan yang terjadi, beserta faktor penyebab perubahan tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa bangunan Tiga Villa dan Perumahan Dosen UPI ini secara keseluruhan berbentuk utilitarian house, dimana bentuk ini merupakan bentuk bangunan yang masif, yang dipadukan dengan bentuk-bentuk streamline dengan balkon dan lantai atap bangunan yang berbentuk melengkung plastis mengalir (streamline) dan masif. Sedangkan penerapan Art Deco pada bentuk fasad bangunan terlihat dari permainan perbedaan ketinggian fasad, dan kanopi-kanopi yang membentuk elemen garis horisontal, hingga penerapan bentuk-bentuk porthole dan garis-garis fasad yang tegas. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, penerapan gaya Art Deco pada bangunanbangunan rumah tinggal di Bandung periode Perang Dunia I hingga Perang Dunia II yang berlangsung antara tahun 1914 – 1943, berupa penggunaan bentuk-bentuk streamline plastis maupun masif, atau geometris dan linear, ataupun penggabungan kedua bentuk tersebut pada bentuk badan bangunan. Sementara itu, dekorasi yang banyak dipakai adalah berupa garis-garis lurus vertikal dan horisontal, kurva melengkung, serta bentuk geometris.
Keywords
Art Deco; arsitektur; arsitektur modern; perang dunia; bangunan konservasi
References
Kunto, Haryoto (1984). Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung. PT. Granesia
Dane, Francis C. (1990). Research Methods. California. Thomson Information Publishing Group, Wadsworth Inc.
Duncan, Alastair (____). American Art Deco. London. Thames & Hudson Ltd.
Hartono, Dibyo, DR. (2006). Artikel : Arsitektur Art Deco di Indonesia Hartono, Dibyo, DR. (1997). Artikel : Data Bangunan Bersejarah Kota Bandung. Bandung. Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung.
Hartono, Dibyo, DR. (2004). Decorative Art in Architecture As A Part of Bandung History. Bandung. www.arsitekturindis.com
Santoso, Imam. (2017). Penelusuran Historis Melalui Visual Bangunan Art Deco Sebuah Upaya Buffer Kualitas Wajah Kota Ke Era Komersialisasi Di Malang. MINTAKAT Jurnal Arsitektur No. 1 Vol. 1. Rachmayanti, Sri (2017). Konservasi Bangunan Bergaya Art Deco Di Kota Bandung (Studi Kasus: Hotel Preanger dan Hotel Savoy Homann). Dimensi Vol. 14 No.1